Sabtu, 07 Mei 2011

BROSS ROSE

~ bagi putri-putriku


kubingiskan bross rose untuk disemat di dadamu, putriku
isi dadamu haruslah memekarkan kelopak bunga
mengaromakan makna

bukan lantaran dasi martabat menjadi tinggi
bukan semata akal budi harkatmu mewangi
tetapi aroma dan aura yang memancar dari relung hatimu
jangan mengejar jejak langkah kartini dengan sepatu berhak tinggi
tinggikan naluri mencintai sebagai tradisi

bagimu, putri-putriku
bagikan harum wangi sepanjang musim
sebagai bross rose merah merekah indah
melangkahlah di jalan amanah


sanggar kreasi, 2011

SAAT BERSAMAMU

kubasuh kedua telapak, bukan cuci tangan
kubasah jiwa mencinta, bukan kuasah tajam dendam merajam
kuasuh rasa merindu, bukan punguk merindukan bulan
kuasah gairah menyembah, bukan memuja berhala benda-benda

saat bersamamu segalanya sungguh tiada makna
hanya terasa magma di dalam dada kian menyala-nyala
kurasakan air menderas sepanjang sungai dalam diri
beriak dan berkecipak dalam jejak sajak

saat bersamamu segalanya melagu
menyanyikan qasidah cinta semata
mendendangkan rindu yang kian rindang
hatiku berkompangan penuh barzanji dan puja-puji
hanya padamu segala cahaya cinta tak pernah padam
hanya padamu aku berguru untuk tak meragu
hanya dalam dekapmu kehangatan tak tergantikan


sanggar kreasi, 3 mei 20

SAJAK YANG MENGAJAK

malam ini engkau menjelma sajak
yang mengajak berbincang tentang ada dan tiada
di antara ruang begitu maya; aku selalu percaya
Engkau ada dan tak lelah mengajak kakiku melangkah
hanya menuju gerbang ampunan

ya, debulah aku
terjadi dari abu sisa pembakaran dosa
dan genggam pahala
ya, leburlah aku oleh senyum keagungan
yang tiada mungkin dilukiskan oleh jemari yang gemetar ini

air laut jadi tinta
dan deburnya menjelma cinta
akar dan ranting pohon menjadi pena
sungguh tak kuasa meneteskan makna
sebab magma makna ada dalam dekapan
yang diamdiam mengajakku merangkak di bawah kaki


sanggar kreasi, 2011

Senin, 02 Mei 2011

PINTU-PINTU PUISI

Aku hanyalah pintu. Masuklah dengan segenap akal budi ke dalam ruang renung. Hanya dengan ketulusan, aku membuka diri bagi segala yang bernama misteri. Sungguh, tak ada rahasia tersembunyi di balik diriku. Aku akan mengantarkan langkah kakimu bertualang menyisir desir waktu, menyeberangi lautan makna dan nilai-nilai spiritual, ruhaniah, dan batiniah.

Masuklah. Tak perlu ragu. Di sana bersemayam jejak rindu. Masuklah ke serambi hatiku, ruang pribadimu sendiri. Ruang pertapaan penuh pertanyaan dan sekaligus jawabannya. Aku telah membuka diri untuk perjalanan sunyi penuh dengan bunyi. Masuklah ke dalam diriku,engkau akan menemu siapa sejatinya dirimu. Kesetiaanku serupa matahari mencintai bumi, memberi sinar selama-lamanya dan tidak pernah meminta sesuatu kembali, melainkan rasa cintamu yang bergelora.

Sebagai pintu, aku nganga terbuka menyuguhkan lunga menganga lantaran mencinta. Aku benar-benar nganga terbuka. Sederhana saja. Hanya melalui diriku yang terbuka dan terluka, engkau akan mampu mengusap segala luka dan derita mencinta. Begitu bersahaja. Aku sama sekali terbuka, maka bukalah pintu hatimu dan nyanyikanlah tembang paling merdu, berdansa di keluasan jiwa. Tak perlu meragu, berdiamlah di kedalaman cintaku!

Begitulah, Komunitas Pintu telah membuka dirinya untuk terus belajar dan bekerja di dalam keindahan puisi sebagai piranti spiritualitas, ruhaniah, dan batiniah. Melalui banyak pintu: pintu di dadamu, pintu di matamu,pintu di telingamu, pintu di rasamu, pintu di segenap pori-porimu, pintu di liang paling sakral kalian bisa melahirkan puisi lalu mengasuhnya sepenuh cinta kasih.

Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2011