: Neni Lidia Iswandi
jalan terjal berliku menuju istana cinta, sungguh
pepohonan ranggas di tepi jalan, angin ingin begitu kencang
menyapu segala bayang kanak-kanak yang haus pendidikan
kaki ini terus menapaki jejak pengabdian penuh senyuman
jalan mendaki dan menurun, penuh lubang
kilihat kerbau berkubang di tanah berlumpur
sapi dan kambing hiulir-mudik memenuhi jalan
aku tersenyum dan memetik kuntum bunga doa
untuk kupersembahkan bagi rasa haus dan dahaga mencinta
aku terus berjalan meniti pematang sawah
menanam biji-biji padi dan menunaskan harapan
kelak, pada masanya biji-biji padi yang kutanam
akan tumbuh di luas petak sawah menuju rumah sekolah
aku akan terus berjalan menggandeng tangan-tangan gemetar
haus masa depan; akan kudayung sampan dan perahu
menyisir batang bungo, menghilir ke uluan
menjemput senyum ranum penuh rasa syukur
jambi, 09 januari 2012
puisi ini memenuhi permintaan Neni Lidia Iswandi untuk dibacakan pada sertijab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar