jika chairil anwar mengabadikan "deru campur debu"
aku ingin mengabadikan "deru campur biru" di rumah batu
~ gapura pintu waktu telah menguak senyumku
hanya untukmu; kini aku tak lagi merasa malu
sebab kumau segala kata yang rindang
tumbuh di antara bibir tersenyum
aku ingin mengabadikan deru campur haru
di keharuman pintu waktu ~ mengabadikan
senyuman kemanusiaan bagi sesiapa yang tak rela
menjadi korban; telah kukurbankan pilihan kata
hanya untuk mengabadikan makna
segalanya untukmu, cintaku
jika waktu terus berpusar di dada telanjang
menggemuruh sepanjang malam
membadai dan bergelora di dada luka
di situlah gerak cintaku menarikan ruas jemari
untukmu dan untuk-Mu, wahai kekasih
abadiku.
24 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar