Senin, 28 Maret 2011

KUMBAKARNA PAMIT PRALAYA

/1/
setelah bertapa tidur panjang
di dalam goa, engkau mengusikku bangun dari kesadaran
ternyata gunung himalaya meledak mengepulkan asap abuabu
meracuni paruparu; waktu seperti bisu dalam detak yang menyesak
dadaku

/2/
o, begitu yang kau lakukan selama ini
menjual kebohongan demi kesombongan semu
semua mengurung dan menelikungku
detak jarum jam berteriak ~ saling desak
hingga aku tetap terjaga dari kebodohan purba

/3/
setelah huruhara, apakah yang akan kaujumpa?
tentu saja jasadku yang berdebu, bukan lantaran tanah air
bukan lantaran cinta, melainkan oleh tipudaya
yang meruntuhkan sendisendi kehidupan
lantaran itu, aku pamit untuk membunuh adaku
demi sebuah perdamaian yang kauinginkan


bengkel puisi swadaya mandiri, 24 maret 2011

*) pralaya = mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar