Dimas Arika Mihardja
Yessi,Jangan Kau Lipat Kertas Puisi Itu
setiap menemu puisi yang memukau, jemari tanganmu selalu melipat kertas
di halaman buku puisi itu; lalu berkalikali engkau meraba lipatan itu
sebelum pada akhirnya meneteskan airmata keharuan
begitulah, hujan lantas jatuh di dadamu yang berguncang
setiap senja melukis bianglala di luas cakrawala
engkau duduk diaduk oleh kecamuk
jemarimu bergetar dan selalu saja kembali meraba lipatan kertas
sebagai penanda sebuah puisi telah merampas hatimu
begitulah, gerimis yang semula ritmis kini menjadi hujan
berjatuhan pula buah kenangan bersama linang airmata
kini senja kembali merapat
sebentar lagi angin akan membawa pekabaran
tentang negeri yang jauh, sebuah negeri yang lama
kau ukir di dalam setiap mimpi
begitulah, lalu gerimis jatuh sebagai hujan
dadamu kembali berguncang: "aku ingin pulang," bisikmu lembut
"yessi, jangan kaulipat kertas puisi itu!"
bengkel puisi swadaya mandiri, 17 februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar