Jumat, 18 Februari 2011

ZDIKIR PENYAIR

Dimas Arika Mihardja

ZDIKIR PENYAIR

JALAN BERLIKU MENUJUMU (1)
: fitri

inilah jalan yang mesti ditelisik, sayang
sebuah jalan berliku menuju Rumahmu
rumah kehangatan yang terjanjikan :
ranjang keabadian

sepanjang badan jalan pohon pohon hayat tumbuh
tak pernah mengeluhkan cumbuan angin dan tamparan badai
dicengkeramnya tanah tanah amanah dengan akar tunjang
dan akar serabut selalu menyebut nama nama di balik kabut

dahan dan ranting itu menuding langit menjeritkan doa dan damba
daun daun yang rimbun menyediakan diri bagi embun berayun
pasrah menanti matahari menyempurnakan kilau-Nya

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 25 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (2)
: kudus

telah kupanggul hatiiku menemu panggilan menaramu
kubasuh debudebu waktu dengan air wudhlu
di atas sajadah basah airmata aku terbang menembus langit Cinta
o, hatiku jatuh di sepanjang perjalanan
bergantungan sebagai embun diujung daun

dari waktu ke waktu kupungut remah cintaku
kubasuh dan kuasuh dalam gendongan rindu
memasuki Rumahmu

jalan berliku menujumu
ku terus berjalan menapaki jejak dan isyarat langit
o, berikan rambu menuju satu pintu
menuju Dekap paling lindap

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 26 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (3)
: marhaban ya ramadhan

biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh
chairil kecil pernah sampai di depan sebuah pintu dan beritikaf:
"di pintumu aku mengetuk, aku tak bisa berpaling"
dan raja penyair pujangga baru menyeru penuh haru:
"kasihmu sunyi, menunggu seorang diri"
lalu abdul hadi pun berfatwa: "kita begitu dekat serupa kain dengan kapas"
kini kupetik kapas dari pohon randu penuh rindu dan kupintal menjadi kain
yang bertuliskan kaligrafi Cinta

aku menuju pulang ke Rumah
merajut sujud di sudut hati paling sunyi
merenda kalam sepanjang malam
mengucap dan mengecup rasa sayang
pagi hingga petang

marhaban, ya ramadhan
aku datang di depan gapura Pintu
menghapus jejak kepurapuraan
menata makna doa dengan lidah ibadah
tak mengenal lelah: pasrah!

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 26 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (4)
: buat guru sejati

saat penciptaan pertama ialah Cinta
sebuah kata yang terus saja melahirkan puisi
di sepanjang aliran dan denyut nadi
pada layar putih tak letih kulahirkan kata:
mencintaimu

guru tak pernah ragu menanam kata Cinta
memupuknya dengan makna dan doa semesta
sepanjang waktu guru tak ragu berjalan menuju satu tujuan
memanen kata Cinta

jalan berliku menujumu, memujaMu
sepanjang tualang kafilah tak lelah memungut kata dan mengeja makna Cinta
lalu mengabadikannya di kedalaman dada membara
lalu mengendapkannya di dasar suara hati yang menyanyikan qasidah
sembari tak lelah menyanyikan barzanji puja-puji bagi cahaya
: mencinta!

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 26 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (5)
: bersama yuli dan fitri

di atas kuda bersurai kita pacu kata melintas kota
aspal jalan yang mulai leleh tak lelah meriwayatkan tangantangan kekuasaan
kalian selalu mengingatkan, "hati-hati ada lubang di sepanjang jalan berliku"
aku lalu melucu "hei, lihat, ada lubang berjalan menawarkan kenikmatan!"

engkau rapikan jilbabmu saat angin kencang menderu
kulihat ada binar di cerlang matamu saat terlihat kubah mesjid
dan menara yang menyangga bintang dan rembulan
"kita basuh debu di wajah kita?"

kita melangkah menyisir jalan berliku dan berdebu
angin menerbangkan kapuk randu
dan engkau menjelma kupukupu bersayap rindu
" hayo, kita lacak jejak di semak kata dan doa!"
kita lantas menemu jalan berliku :
menujuMu.

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 26 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (6)
: nyayian duniawi

perjalanan ini terasa sangat panjang dan berliku
saat angin merasuk badan kalian sibuk mengerok punggung
mengoleskan minyak gosok di perut yang kembung
saat musik mulai meliuk kalian bergegas masuk ke dalam ruang karaoke
menyanyikan lagu duniawi sembari sempoyongan lantaran menenggak minuman
saat gema adzan masuk ke kamar tidur kalian mengetatkan pelukan
terus saja bergumul dengan kesiasiaan
saat pintu ada yang mengetuk kalian mengutuk
mengusir tamu yang meminta sedekah

wajah kabut menyungkup dan menutup pandangan
aku saksikan wajahwajah kecemasan berjalan menembus kelam
memikul beban dosa purba yang tak tertanggungkan
merajut perih luka menganga
tertatihtatih
letih
merintih

jemari tak letih meniti tasbih
menghitung perih luka
sendirian aku berjalan di bawah gerimis
sungguh, jalan berliku menujuMu

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 26 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (7)
: nani tandjung

bila cinta tak sampai
kukirim doa melintas gelap malam
melacak jejak sajak di jalan berliku menuju satu pintu :
hatimu

bila cinta tak sampai
jangan merasa ada yang terbadai
sebab sepatah kata menyediakan muara :
makna

bila cinta tak sampai
pada tirai waktu terbubuh indah nama :
Kekasih!

bengkel puisi swadaya mandiri
27 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (8)
: coretan perempuan

Anna Noor mencoreti dinding hati:
KULEPAS ENGKAU DENGAN DOA*)
Pergilah cinta
Kulepas engkau dengan doa
Agar kau bahagia dengan satu yang lain
Kulepas kau hingga kenangan pun pergi
Biar semua terseret waktu dan angin membawanya lari.
***Pamulang hening, 2 Maret 2007

aku pun terbang mengepakkan sayapsayap cinta
menembus cakrawala seberangi samodera makna ketulusan
telah kupilih satu jalan menuju cinta seperti Dia yang Mahakasih
telah kudekap kenangan di atas roda sepeda, senyum, dan cahaya mata

kini aku telah sampai di depan gapura
duduk diaduk genang kenangan mencinta
di atas sajadah basah telapak tangan menengadah:
"bukalah pintu maafmu".

bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 27 juli 2010


JALAN BERLIKU MENUJUMU (9)
: di mesjid

sampai di muka mesjid pintu pintu dan jendela berderit
hati pun menjeritkan seruan penuh kerinduan :
kekasih, aku datang memenuhi panggilan
merajut benang menjadi kain
mengasuh kasih sepanjang biji tasbih

memasuki serambi terasa ada tangan menggamit langkah ibadah
di atas sajadah tergelar perjalanan terasa menanjak
kaki terasa tidak berpijak, jejak perjalanan kian menanjak
kedua telapak tumbuh sayap
doa melesat menembus langit

kekasih, kasihanilah aku yang mendebu
kisahkan padaku bagaimana semestinya memelihara hati
menjaga lidah dari bisikan bisikan busuk menyesatkan
menjaga telinga dari suara suara hasutan bersahutan
menjaga mata dari panorama benda benda keduniawian


bengkel puisi swadaya mandiri
jambi 27 juli 2010


NYANYIAN DUNIAWI

sepanjang jalan kurisalahkan kisah kasih dari ruang maya ke raung benda
dengus nafas pergumulan siang malam serupa nafsu kuda
berlari di atas padang sahara mengepulkan debu debu waktu
jalan masih panjang dan berliku, bergelombang
tak ada tempat berteduh bagi jiwa lepuh
tak ada ricik air bagi perasaan fakir

di atas atap sirap kau pasang parabola
kauserap gemerlap dunia benda benda
warna warni aksesori
membeli mimpi

sudah saat
berobat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar